Presiden sangat berkehendak melihat keadaan rakyat yang sebenarnya. Ia merasa kurang puas dengan laporan-laporan pembantunya. Suatu hari, dalam suatu kunjungan “incognito”-nya Presiden bersama anaknya menyamar dengan mengendarai kuda.
Presiden menuntun kuda itu sementara anaknya berada dipunggung kuda. Melewati sekelompok orang yang sedang berolahraga. Mereka saling berbisik “Anak itu tidak tahu diri, dia enak-enak di punggung kuda sementara bapaknya yang sudah tua itu dibiarkannya berjalan bersandal jepit”
Presiden menuntun kuda itu sementara anaknya berada dipunggung kuda. Melewati sekelompok orang yang sedang berolahraga. Mereka saling berbisik “Anak itu tidak tahu diri, dia enak-enak di punggung kuda sementara bapaknya yang sudah tua itu dibiarkannya berjalan bersandal jepit”