Three signs of the perfection of faith:

When angry, his anger is not out of the truth. If glad, glad not take on evil. When able to retaliate, he forgave.
(Tiga tanda kesempurnaan iman : Kalau marah, marahnya tidak keluar dari kebenaran. Kalau senang, senangnya tidak membawanya pada kebatilan. Ketika mampu membalas, ia memaafkan)


Selasa, 10 Juli 2012

Persediaan beras kedodoran.

Pengalaman Pensiunan.
Persediaan beras kedodoran.

Empat bulan pertama mulai terasa ada keganjilan dalam rutinitas terutama belanja dapur. Suatu hari istriku memberitahukan bahwa persediaan beras sudah tandas. Tanggal 20-an kira2 jaman aktif PNS pun sering menjadi masalah apalagi saat ini ketika sudah dialami pensiun. Dengan sedikit menggerutu saya balas permintaan istriku dengan omelan "masa sudah habis lagi? ... " "Inget uang mulai terbatas ... jangan boros?" Biasanya awal bulan untuk pembelian berikutnya.

Istriku seperti biasa diam dan mengalah karena tahu sumber keuangan satu2nya ada pada saya. Dengan kesal aku menyodorkan sejumlah uang "Belilah 10 kg saja dulu ..." "Inget jangan boros ... hemat, hemat"

Malam harinya mulailah saya berhitung, buat menemukan cara baru dalam mengelola sumber keuangan terbatas itu. Masih kesal dengan kenaikan anggaran dapur saya pandang istriku yang telah mendampingi selama ini, tanpa keluhan ataupun protes keras. Tiba-tiba saya senyum sendiri ... dan kemudian ikut terlelap tidur ...



Keesokan harinya, seperti biasa pada saat makan malam kami duduk seputar meja makan dan sambil menikmati hidangan, bertukar pikiran mengenai apa saja. Namun semua hampir terdiam karena mungkin masalah sore tadi masih membekas dihati istriku dan anak2ku pun merasakannya, tidak ada seorangpun yang berani berceloteh seperti biasanya.

"Hey ... kalian tahu kenapa beras tidak bisa hemat lagi?" memecah kesunyian. Semua terperanjat, kaget, terdiam se-akan2 menanti hukuman apa yang akan ditimpakan; apakah puasa, apakah makan menjadi satu kali sehari, atau apa ... mereka terlihat sudah siap menerima semua jenis penghematan apapun. Tidak pula ada yang berani menyela, atau bertanya ... "Kalian ingin tahu ... kenapa beras tidak bisa hemat lagi? ..." sambungku. Saya tahu mereka ingin membuka mulutnya dan bertanya kenapa.

Tidak menunggu lama, saya sambung "Karena bapamu sudah empat bulan ini ikut makan siang bersama kalian .... mungkin bapamu ini yang terlau banyak makan". Kebekuanpun mulai mencair dan kamipun tertawa terbahak-bahak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar